Kawan-kawan,
Kami percaya bahwa orang-orang yang membaca surat ini adalah orang yang mendengar panggilan untuk mengupayakan perubahan di negeri kita, perubahan yang memungkinkan ganja jadi boleh dan bisa dimanfaatkan di Indonesia. Panggilan itu juga yang kami dengar, yang membuat kami masih melingkar, bergerak dan berjuang untuk mencapai cita-cita bersama. Sudah satu dekade sejak kami memulai, dan kami bersyukur bahwa kami masih diberikan kekuatan dan kepercayaan untuk terus bergerak memperjuangkan pemanfaatan ganja di Tanah Air Indonesia.
Memperjuangkan ganja selama 10 tahun membuka mata kami kepada banyak hal. Kami bertemu banyak pejuang dan pemikir, peluang dan kesempatan, kehangatan dan persahabatan, bahkan kepribadian dan kemampuan kami ikut bertumbuh bersama dengan pergerakkan. Di saat bersamaan, kami juga mengalami diskriminasi dan stigma, fitnah dan kebohongan, ketidak-adilan dan persekusi, yang tidak jarang melelahkan dan membuat putus asa.
Tapi kami bertahan, bahkan terus bertumbuh dan belajar. Kami yakin bahwa semua yang kami alami dalam perjalanan, yang baik dan yang buruk, berperan dalam membentuk pegerakkan ini menjadi dewasa dan bermanfaat.
Tidak mudah untuk jadi bermanfaat, karena kegagalan bisa membuat kita putus asa. Ibarat ekosistem; bencana seringkali terlihat sebagai sebuah akhir. Padahal tidak demikian. Gunung berapi meletus dan menyemburkan lava, lava membawa mineral dan kebaikan bumi bersamanya, menyuburkan tanah. Benih tanaman, terbang terbawa angin dan jatuh, hujan datang dan menyirami, maka pohon itu tumbuh besar dan beranak-pinak. Dari satu pohon, menjadi pepohonan, lalu menjadi hutan, tempat tinggal banyak binatang. Binatang kawin dan bertambah banyak. Binatang-binatang mati dan menjadi makanan dari binatang lainnya, dan menjadi tai yang menyuburkan tanaman. Hutan menjadi semakin subur dengan bantuan binatang, dan ketika manusia membutuhkan, hutan menyediakan.
Dalam ekosistem, semuanya memiliki perannya sendiri. Kebermanfaatan suatu bagian tidak dilihat dari besar kecilnya bagian tersebut, tetapi bagaimana perannya terhubung dengan bagian lainnya, dan memastikan roda ekosistem terus berjalan. Itulah yang kami lakukan di Lingkar Ganja Nusantara. Kami ingin setiap dari kita menyadari potensi dan keahlian masing-masing, berkontribusi sesuai porsi dan berkolaborasi agar roda perjuangan terus berputar.
Pada akhirnya, pergerakkan ini bukanlah semata-mata pemikiran dan tindakan. Ada kerjasama, ada permenungan, ada keikhlasan, ada maaf, dan ada keluarga. Maka dari itu, LGN bukan hanya sebuah pergerakkan; LGN adalah panggilan.
Tuhan, bimbinglah kami,
Gerakan LGN